Kalap Makan di Tegal Mulyo


Sebulan yang lalu,

“Lauknya nambah kering tempe ya, Pak. Jadi ada tambahan harga lima ribu,” ujar Mbak Kasir RM Tegal Mulyo, saat aku menukar kupon makan ‘gift’ dari Kramat Djati,

Pertinyiinnyi Mis Tikil, misalkan telur dadar atau bulat sebagai menu default ‘ditrade in’ dengan ayam goreng, ikan laut, daging empal, kepala manyung, atau mangut ikan pe, berapa additional charge-nya? 🤔

***

Minggu siang, kubaca deret postingan yang masuk beranda fesbuk. Di trap teratas, terpampang status dari Sam Sidiq Cahyono

“Munajat Cinta” dengan tagloc Pondok Pesantren Langitan, Widang. Dikirim 10 jam sebelumnya.

Hmm… pasti Cikar Nippon berkode B17.03 pas dinihari tadi sedang mengarah timur. It means, kans kami cukup besar untuk berjodoh lagi di malam Senin nan tricky.

Dan shahih adanya! 👍

15 menit sebelum teng jam tiga, Mbak Arlosa Tuban berkirim kabar bahwa armadaku memulai argonya dari The City of Heroes.

“Mobil lepas Surabaya, Sam Sidiq,”

Nah, kan!? 😀

Terbit rasa suka riang juga, hari Sabtu aku telah menyegel hot seat nomor 3.

Aku bakal bisa menyimak driving character milik driver yang rajin shaum sunnah itu dari bangku persis di belakangnya. Tiga kali bersamanya, aku selalu kebagian seat tengah atau malah bagian buritan.

Lainnya, aku bisa men-training kesabaran menikmati live kemacetan (semoga tidak ada) di Batangan, Juwana dan Wonokerto, dari balik kaca secara lebih dekat. Apalagi, bus berakta polisi B 7691 TGC itu nirsekat depan, barang yang langka di barisan artileri barak Cililitan. Pandangan mata bisa ‘loose’ jauh ke muka, meski tak juga 100% sih, lantaran terhalang bando HDD. 😊

Saat aku menikmati sunset pantai Binangun dari kursi panas Max Tentrem yang dipukpuk PO Indo Jaya Utama, arek Donomulyo, Malang, yang besar di Pekanbaru itu meng-update posisi lewat layanan pesan suara.

“Mas Didik, saya sampai Tambakboyo. Monggo, puasa suro-nya dibatalkan dulu. Ini sudah waktunya beduk magrib,”

Attah tah… 🙏🙏😁

Tengsin saya, Sam! Puasa saja masih pilah-pilih, khususon yang wajib dan sunnah muakkad. Ibadah fisik menahan lapar selama 14 jam di luar hukum itu, saya skip. Saya bukan golongan kaum agamis. 😁

Kulo niki wani ngedan, nanging wedi ngelih. Berani edan tapi takut lapar! 🤣

***

“Totalnya 35ribu, dikurangi kupon makan senilai 15ribu. Jadi Bapak cukup bayar 20ribu,” kata admin teller usai mencet-mencet tombol angka kalkulator.

Lho, ngga semahal yang aku taksir ternyata!? 😁

Aku memang rada kalap. Setelah nasi secentong kuciduk, lalu kucomot ayam kecap, pepes bandeng, rica-rica terong plus ‘my fave’ tempe orek pedas manis sebagai komoditas barteran telur.

Tak lupa sebotol teh pucuk harum sebagai pengganda volume dari segelas teh manis bawaan.

Menentang sementara dari porsi makanku yang cuma sikit, ala pejuang body slim. 😁

Aku hanya kepo, berapa sih harga pasaran lauk-pauk di Tegal Mulyo?

Mini resto yang dijatuhi mandat oleh korporasi berlogo tiga embrio untuk menggantikan rumah makan Mitra yang telah memadamkan api kompornya.

Sok nggragas atau nggragas beneran ya gue!? 😎

>>>

Kramat Djati Asri Sejati

B 7691 TGC

B17.03

Hino RN R285 with Air Suspension

New Setra Jetbus 2+ HDD – Karoseri Adi Putro

Surabaya – Jakarta via Pantura

Executive Class 2-2 / 28 Seat

Tarif : 275K

Kursi : 3

Start : RM Tegal Mulyo, Kragan @ 19.15

Finish : Pulogebang @ 06.45

>>>

Sasi suro kuwi sasi KRAMAT! 😇

+9

Tinggalkan komentar